Rabu, 27 Maret 2013

CEREBRAL PALSY

A. Pengertian Cerebral Palsy
Ditinjau dari dunia medis, Cerebral Palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya, walaupun lesi serebral bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat maturasi serebral.
Cereberal palsy disebut juga kelumpuhan otak besar, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan, dan gangguan fungsi saraf lainnya. Cerebral palsy bukanlah suatu penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk). Pada bayi dan bayi prematur, bagian otak yang mengendalikan pergerakan otot sangat rentan terhadap cedera CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.
Cerebral palsy (CP) merupakan kelainan fungsi motorik (kebalikan dari fungsi mental) dan postural yang diperoleh pada usia dini, bahkan sebelum lahir. Tanda dan gejala cerebral palsy biasanya ditunjukkan pada tahun pertama kehidupan. Kelainan sistem motorik ini merupakan akibat lesi otak yang non-progresif. Sistem motor tubuh memberikan kemampuan untuk bergerak dan mengendalikan gerakan. Lesi otak adalah setiap kelainan struktur atau fungsi otak. Hal ini juga menyiratkan bahwa lesi otak adalah akibat dari cedera otak satu kali, yang tidak akan terjadi lagi. Apapun kerusakan otak yang terjadi pada saat cedera merupakan tingkat kerusakan selama sisa hidup anak.
Cerebral mengacu pada otak, yang merupakan daerah yang terkena otak (meskipun gangguan yang paling mungkin melibatkan hubungan antara korteks dan bagian lain dari otak seperti otak kecil), dan''palsy''mengacu pada gangguan gerakan. Cerebral palsy menggambarkan sekelompok gangguan permanen perkembangan gerakan dan postur tubuh, menyebabkan keterbatasan aktivitas, yang dikaitkan dengan gangguan nonprogressive yang terjadi di otak janin atau bayi berkembang. Gangguan motor cerebral palsy sering disertai oleh gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, dan perilaku, dengan epilepsi, dan oleh masalah muskuloskeletal sekunder.
B. Gejala Cerebral Palsy
Gejala muncul sebelum anak berusia dua tahun. Pada kasus yang berat, bisa muncul ketika anak berusia beberapa bulan. Gejala berupa kekakuan tubuh, perubahan bentuk lengan dan tungkai. Gejala lain berupa kecerdasan di bawah normal, keterbelakangan mental, kejang, gangguan menghisap atau makan, pernafasan tidak teratur, gangguan bicara, gangguan penglihatan, gangguan persendian.
Dalam semua jenis cerebral palsy, bicaranya sulit dimengerti karena anak ini mengalami kesulitan dalam mengontrol ototnya, termasuk otot bicaranya. Kebanyakan anak yang menderita cerebral palsy mempunyai cacat lain, seperti kecerdasan di bawah rata-rata, beberapa diantaranya menderita keterbelakangan mental parah. Namun 40% dari anak-anak ini mempunyai kecerdasan normal atau mendekati normal. Kira-kira 25%, paling sering yang menderita jenis spastic, menderita epilepsi (ayan).
C. Penyebab Cerebral Palsy
Menurut Assjari (1995), penyebab terjadinya cerebral palsy dapat dilihat dari sudut pandang kapan terjadinya, yaitu pada saat prenatal, natal dan postnatal. Kerusakan pada otak saat prenatal terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Kerusakannya dapat terjadi disebabkan oleh:
1. Ibu menderita infeksi atau penyakit saat mengandung, sehingga menyerang otak bayi yang sedang dikandungnya. Misalnya infeksi sypilis, rubella, typhus abdominalis
2. Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran darah bayi terganggu, tali pusat tertekan sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf dalam otak
3. Bayi dalam kandungan terkena radiasi, dimana radiasi langsung dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga struktur dan fungsi terganggu
4. Ibu mengalami trauma (kecelakaan/benturan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat
Kerusakan pada otak saat natal terjadi saat bayi dilahirkan. Kerusakannya dapat terjadi disebabkan oleh:
1. Proses kelahiran terlalu lama sehingga bayi kekurangan oksigen, dimana apabila kekurangan oksigen terjadi dapat menyebabkan terganggunya system metabolism dalam otak bayi dan mengakibatkan jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan
2. Kelahiran dipaksa dengan menggunakan tang (forcep), dimana tekanan yang cukup kuat pada kepala bayi dapat mengakibatkan rusaknya jaringan syaraf otak
3. Pemakaian anestesi yang melebihi ketentuan, yang diberikan pada saat ibu dioperasi dapat mempengaruhi system persyarafan otak bayi sehingga otak mengalami kelainan struktur ataupun fungsinya
4. Bayi lahir sebelum waktunya (premature), dimana secara organis tubuhnya belum matang sehingga fisiologisnya mengalami kelainan dan rentannya bayi dalam terkena infeksi atau penyakit yang dapat merusak system persyarafan pusat bayi
Kerusakan pada otak saat postnatal terjadi pada masa mulai bayi dilahirkan sampai anak berusia 5 tahun. Usia 5 tahun dijadikan patokan karena perkembangan otak dianggap telah selesai. Kerusakannya dapat terjadi disebabkan oleh:
1. Kecelakaan yang dapat secara langsung merusak otak bayi, misalnya pukulan atau benturan pada kepala yang cukup keras
2. Infeksi penyakit yang menyerang otak, misalnya terinfeksi penyakit meningitis, encephalitis, influenza yang akut
3. Penyakit typoid atau diphteri yang memungkinkan dapat mengakibatkan kekurangan oksigen (anoxia)
4. Keracunan karbonmonoksida
5. Tercekik
6. Tumor otak
D. Klasifikasi Cerebral Palsy
Jenis-jenis Anak Cerebral Palsy
Soeharso (1982 ; 168 ) membagi jenis-jenis cerebral palsy atas 3 kelompok besar, yaitu pengelompokkan berdasarkan pergerakan otot-otot, berdasarkan jumlah anggota tubuh yang cacat dan berdasarkan berat ringannya kecacatan.
1). Berdasarkan pergerakan otot-otot yang nampak, cerebral palsy dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
a. Jenis Spastik
Ditandai dengan kekejangan baik pada keseluruhan maupun pada sebagian dari otot-ototnya. Kekejangan terutama terjadi pada waktu otot-otot akan digerakkan dan dapat menghebat bila anak dalam kondisi tidak tenang (misalnya dalam keadaan marah atau takut), tetapi dapat segera hilang begitu anak kembali dalam keadaan tenang.
b. Jenis Athetoid
Ditandai dengan terdapatnya gerakan-gerakan involunter, gerakan yang tidak disengaja dan tidak dapat dicegah, sehingga dirasakan sangat menggangu. Dalam keadaan tenang (tidur) gerakan-gerakan tersebut dapat berkurang. Biasanya gerakan terjadi pada kaki, mata, bibir atau lidah.
c. Jenis Ataxia
Ditandai dengan tidak adanya keseimbangan tubuh dan selalu terdapat salah dugaan atau salah ukuran, misalnya pada waktu akan melangkah atau memasukkan makanan pada mulut.
d. Jenis Tremor
Ditandai dengan terdapatnya gerakan-gerakan kecil yang terus-menerus sehingga merupakan getaran. Getaran dapat terjadi pada tangan, mata maupun kepala.
e. Jenis Rigid
Ditandai dengan terdapatnya otot-otot yang selalu kaku, sehingga penderita selalu melihat seperti robot. Setiap gerakannya selalu kaku dan tidak dapat halus.
2). Berdasarkan jumlah anggota tubuh yang cacat, cerebral palsy dibagi atas :
a. Monoplegia
Ditandai dengan terdapatnya cacat pada salah satu anggota geraknya, yaitu pada salah satu tangannya atau pada salah satu kakinya.
b. Diplegia
Ditandai dengan terdapatnya cacat pada 2 anggota gerak. Termasuk ke dalam kelompok Diplegia :
- Paraplegia : jika cacat pada kedua belah kaki aau pada kedua belah tangannya.
- Hemiplagia : jika cacat pada kaki kiri dan tangan kiri atau pada tangan kanan dan kaki kanan.
c. Triplegia
Ditandai dengan terdapatnya kecacatan pada ketiga anggota gerak, yakni pada dua tangan atau pada dua kaki dan satu tangan.
d. Tetraplegia atau Quadriplegia
Ditandai dengan kecacatan pada seluruh anggota geraknya (dua tangan dan dua kaki).
3). Berdasarkan berat ringannya kecacatan, cerebral palsy dibagi atas :
a. Cerebral palsy golongan ringan
yaitu jenis cerebral palsy yang tidak memerlukan pertolongan khusus dari orang lain, karena penderita dapat mengurus dirinya sendiri, dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
b. Cerebral palsy golongan sedang
yaitu jenis cerebral palsy yang memerlukan pertolongan khusus agar anak atau penderita dapat mengurus dirinya sendiri. Mungkin juga untuk memperbaiki cacatnya, anak memerlukan peralatan khusus, seperti brace dan sebagainya.
c. Cerebral Palsy golongan berat
yaitu jenis cerebral palsy yang sifat kecacatannya sedemikian rupa, sehingga anak atau penderita tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Mereka biasanya akan tetap memerlukan perawatan khusus, walaupun pertolongan secara khusus telah diberikan.
E. Dampak Cerebral Palsy
1). Dalam Segi Fisik
Dalam segi fisik anak cerebral palsy mengalami hambatan gerak atau motorik seperti adanya gerakan melimpah (overflow movement). Ketika anak ingin menggerakkan tangan kanan, tangan kiri ikut bergerak tanpa sengaja, kurang koordinasi motorik halus (fine motor) kurang dalam penghayatan tubuh (body image), kekurangan pemahaman dalam hubungan keruangan dan bingung lateritas (confused laterality). Hambatan tersebut dapat dilihat ketika anak melakukan aktivitas berdiri, berjalan, berolahraga, belajar menulis dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan anak sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2). Dalam Segi Kecerdasan
Hamper tidak pernah ditemukan seorang anak cerebral palsy memiliki kecerdasan yang tinggi (Latief V.:1983). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kecerdasan anak-anak Cerebral Palsy pada umumnya bergerak antara kecerdasan normal sampai tingkat kecerdasan dibawah rata-rata. Sebagian besar dari mereka bahkan diketahui mengalami kelambatan dalam proses berpikir dan termasuk dalam kategori terbelakang mental. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Latief V bahwa lebih dari 50% penderita cerebral palsy spastic dan athetoid disertai gejala keterbelakangan mental ; namun demikian dari penderita cerebral palsy dengan keterbelakangan mental, setengah dari jumlah tersebut dapat diberikan pendidikan.
3). Dalam segi kemampuan bicara, pendengaran dan penglihatan
Sebagian anak cerebral palsy disertai dengan speech defect, seperti apa yang dikemukakan Soeharso (1982:179) “Dari 100 anak yang mempunyai cerebral palsy, umumnya sejumlah 50 anak menderita speech defect”.
Kecacatan ini disebabkan karena kerusakan di daerah otak yang mengakibatkan kekakuan atau kelayuan pada otot-otot lidah, pipi, bibir dan tenggorokan, sehingga karena otot-otot tadi sudah rusak, anak tidak mungkin dapat berbicara dengan lancer.
Sedangkan dalam hal pendengaran, diantara anak cerebral palsy ada pula yang mempunyai hambatan pendengaran. Dalam hal ini, ada pula anak cerebral palsy yang disertao gangguan penglihata.
4). Dalam Segi Kepribadian
Ketidaksempurnaan fisik yang dimiliki anak-anak cerebral palsy dapat mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku mereka. Dengan adanya ketidaksempurnaan fisik tadi, anak cerebral palsy mengalami hambatan-hambatan di dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan emosi dan perasaan tidak aman pada mereka. Akibat lebih jauh, mereka akan menampakkan tindakan-tindakan negative yang tidak sesuai dengan norma-norma lingkungan, seperti tindakan afeksi, proteksi, menuntut perhatian yang lebih, menentang untuk memikul tanggung jawab, pemarah, merasa rendah diri, kurang percaya diri dan sebagainya.
F. Diagnosa Cerebral Palsy
Tanda-tanda awal cerebral palsy mungkin ada sejak lahir. Sebagian besar anak dengan cerebral palsy didiagnosis selama 2 tahun pertama kehidupan. Tapi jika gejala anak yang ringan, bisa sulit bagi dokter untuk membuat diagnosis yang dapat dipercaya sebelum usia 4 atau 5. Namun demikian, jika dokter mencurigai cerebral palsy, ia kemungkinan besar akan menjadwalkan janji untuk mengamati anak dan berbicara dengan orang tua tentang perkembangan anak mereka fisik dan perilaku.
Dokter mendiagnosa cerebral palsy dengan mengevaluasi keterampilan motorik anak dan mengambil melihat secara cermat dan seksama pada sejarah medis mereka. Selain memeriksa gejala paling khas - perkembangan yang lambat, otot yang abnormal, dan postur tubuh yang tidak biasa - dokter juga memiliki untuk menyingkirkan gangguan lain yang dapat menyebabkan gejala yang sama. Yang paling penting, dokter harus menentukan bahwa kondisi anak tidak semakin parah. Meskipun gejala dapat berubah dari waktu ke waktu, cerebral palsy menurut definisi adalah tidak progresif. Jika seorang anak terus menerus kehilangan keterampilan motorik, masalah lebih mungkin dimulai di tempat lain - seperti penyakit genetik atau otot, gangguan metabolisme, atau tumor pada sistem saraf. Sebuah riwayat kesehatan yang komprehensif, tes diagnostik khusus, dan, dalam beberapa kasus, berulang check-up dapat membantu memastikan bahwa gangguan lain yang tidak bersalah.
Tes tambahan sering digunakan untuk menyingkirkan gangguan gerak lainnya yang dapat menyebabkan gejala yang sama seperti cerebral palsy. Neuroimaging teknik yang memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam otak (seperti MRI scan) dapat mendeteksi kelainan yang menunjukkan adanya gangguan gerakan yang berpotensi dapat diobati. Jika cerebral palsy, scan MRI juga bisa menunjukkan dokter lokasi dan jenis kerusakan otak.
Neuroimaging metode meliputi:
• Kranial USG Tes ini digunakan untuk berisiko tinggi karena bayi prematur adalah yang paling mengganggu dari teknik pencitraan, meskipun tidak berhasil seperti dua metode yang dijelaskan di bawah ini dalam menangkap perubahan halus dalam materi putih - jenis jaringan otak yang rusak dalam cerebral palsy.
• Computed tomography (CT) scan. Teknik ini menciptakan gambar yang menunjukkan struktur otak dan daerah kerusakan.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan. Tes ini menggunakan komputer, medan magnet, dan gelombang radio untuk menciptakan gambaran anatomi jaringan otak dan struktur. Dokter lebih suka pencitraan MRI karena menawarkan tingkat detail yang lebih halus.
Pada kesempatan langka, gangguan metabolisme bisa menyamar sebagai cerebral palsy dan beberapa anak-anak akan memerlukan tes tambahan untuk memerintah mereka. Sebagian besar gangguan metabolisme anak memiliki kelainan otak karakteristik atau malformasi yang akan muncul di MRI.
Jenis lain dari gangguan ini juga bisa salah untuk cerebral palsy. Sebagai contoh, gangguan koagulasi (yang mencegah darah dari pembekuan) dapat menyebabkan stroke perinatal kehamilan atau yang merusak otak dan menyebabkan gejala-gejala karakteristik dari cerebral palsy. Karena stroke begitu seringkali menjadi penyebab cerebral palsy hemiplegic, dokter mungkin merasa perlu untuk melakukan tes diagnostik pada anak-anak dengan jenis cerebral palsy untuk menyingkirkan adanya gangguan koagulasi. Jika dibiarkan tidak terdiagnosis, gangguan koagulasi dapat menyebabkan stroke tambahan dan kerusakan otak lebih luas.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis cerebral palsy, seorang dokter bisa merujuk anak ke dokter tambahan dengan pengetahuan khusus dan pelatihan, seperti ahli saraf anak, dokter anak perkembangan, ophthalmologist (dokter mata), atau dokter THT (telinga dokter). Pengamatan tambahan membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat dan mulai mengembangkan rencana spesifik untuk pengobatan.
G. Penanganan Cerebral Palsy
Tidak ada obat untuk Cerebral Palsy (CP), tetapi berbagai bentuk terapi dapat membantu orang dengan gangguan fungsi dan hidup lebih efektif. Secara umum, pengobatan lebih dini mulai anak-anak memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengatasi cacat perkembangan atau belajar cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang mereka. Intervensi terbukti paling awal terjadi selama pemulihan bayi di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Pengobatan mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut: terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, obat untuk mengendalikan kejang, mengurangi rasa sakit, atau bersantai kejang otot (misalnya benzodiazepienes, baclofen dan baclofen fenol / intratekal); oksigen hiperbarik, penggunaan Botox untuk mengendurkan otot kontrak; operasi untuk memperbaiki kelainan anatomi atau melepaskan otot-otot tegang, kawat gigi, dan perangkat orthotic lainnya; pejalan bergulir, dan alat bantu komunikasi seperti komputer dengan synthesizer suara terpasang. Sebagai contoh, penggunaan frame berdiri dapat membantu mengurangi kelenturan dan meningkatkan jangkauan gerak bagi penderita CP yang menggunakan kursi roda. Namun demikian, hanya ada beberapa keuntungan dari terapi. Pengobatan biasanya gejala dan berfokus pada membantu orang untuk mengembangkan keterampilan motorik sebanyak mungkin atau untuk belajar bagaimana untuk mengkompensasi kekurangan mereka. Non-orang berbahasa dengan CP sering berhasil availing diri dari sistem komunikasi augmentatif dan alternatif seperti Blissymbols.
Awal Gizi Dukungan
Dalam satu penelitian kohort bayi prematur 490 keluar dari NICU, laju pertumbuhan selama tinggal di rumah sakit itu terkait dengan fungsi neurologis pada 18 dan 22 bulan usia. Studi ini menemukan penurunan signifikan pada kejadian cerebral palsy pada kelompok bayi prematur dengan kecepatan pertumbuhan tertinggi. Studi ini menunjukkan bahwa gizi yang cukup dan pertumbuhan memainkan peran protektif dalam pengembangan cerebral palsy.
Terapi Fisik (PT) program yang dirancang untuk mendorong pasien untuk membangun basis kekuatan untuk meningkatkan kiprah dan gerakan kehendak, bersama-sama dengan peregangan program untuk membatasi kontraktur. Banyak ahli percaya bahwa seumur hidup terapi fisik sangat penting untuk menjaga otot, struktur tulang, dan mencegah dislokasi sendi.
Terapi okupasi membantu orang dewasa dan anak-anak memaksimalkan fungsi mereka, beradaptasi dengan keterbatasan mereka dan hidup sebagai mandiri mungkin.
Perangkat orthotic seperti pergelangan kaki orthoses (AFOs) sering diresepkan untuk meminimalkan penyimpangan kiprah. AFOs telah ditemukan untuk meningkatkan tindakan beberapa ambulation, termasuk mengurangi pengeluaran energi dan meningkatkan kecepatan dan panjang langkahnya.
Terapi wicara membantu mengendalikan otot-otot mulut dan rahang, dan membantu meningkatkan komunikasi. Sama seperti CP dapat mempengaruhi cara seseorang bergerak lengan dan kaki, juga dapat mempengaruhi cara mereka bergerak mulut mereka, wajah dan kepala. Hal ini dapat membuat sulit bagi orang untuk bernapas, berbicara jelas, dan menggigit, mengunyah dan menelan makanan. Terapi wicara sering dimulai sebelum anak mulai sekolah dan berlanjut sepanjang tahun sekolah.
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT), di mana oksigen bertekanan dihirup di dalam ruang hiperbarik, telah digunakan untuk mengobati CP di bawah teori bahwa meningkatkan ketersediaan oksigen ke sel-sel otak yang rusak dapat mengaktifkan beberapa dari mereka untuk berfungsi secara normal. Penggunaannya untuk mengobati CP adalah kontroversial. Peninjauan sistematik 2007 menyimpulkan bahwa efek dari HBOT pada CP tidak signifikan berbeda dari ruang udara bertekanan, dan bahwa beberapa anak mengalami HBOT akan mengalami efek samping seperti kejang dan kebutuhan untuk tabung perimbangan telinga tekanan; karena buruknya kualitas data penilaian meninjau juga menyimpulkan bahwa perkiraan prevalensi kejadian buruk tidak pasti.
Konseling gizi dapat membantu ketika kebutuhan diet tidak terpenuhi karena masalah dengan makan makanan tertentu. Baik terapi pijat dan yoga hatha dirancang untuk membantu mengendurkan otot tegang, memperkuat otot, dan sendi tetap fleksibel. Hatha yoga latihan pernapasan kadang-kadang digunakan untuk mencoba untuk mencegah infeksi paru-paru. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan manfaat kesehatan dari terapi ini untuk orang dengan CP.
Bedah bagi penderita CP biasanya melibatkan satu atau kombinasi dari:
• Mengendurkan otot-otot ketat dan melepaskan sendi tetap, paling sering dilakukan di pinggul, lutut, paha belakang, dan pergelangan kaki. Dalam kasus yang jarang terjadi, operasi ini dapat digunakan untuk orang dengan kekakuan siku mereka, pergelangan tangan, tangan, dan jari.
• Penyisipan dari Pompa Baclofen biasanya selama tahap-tahap sementara pasien adalah orang dewasa muda. Hal ini biasanya diletakkan di perut bagian kiri. Ini adalah pompa yang terhubung ke sumsum tulang belakang, dimana ia mengirim bit Baclofen meringankan fleksi otot terus-menerus. Baclofen adalah relaksan otot dan sering diberikan PO kepada pasien untuk membantu mengatasi pengaruh dari kelenturan.
• Penegakan twists abnormal dari tulang kaki, yaitu tulang paha (femoralis anteversion disebut atau antetorsion) dan tibia (torsi tibial). Ini adalah komplikasi sekunder yang disebabkan oleh kejang otot menghasilkan kekuatan abnormal pada tulang, dan sering menghasilkan intoeing (merpati-berujung gaya berjalan). Operasi disebut osteotomy derotation, di mana tulang rusak (dipotong) dan kemudian ditetapkan dalam keselarasan yang benar.
• Pemotongan saraf pada tungkai yang paling terpengaruh oleh gerakan dan kejang. Prosedur ini, yang disebut rhizotomy, "rhizo" root makna dan "tomy" yang berarti "sebuah pemotongan" dari akhiran Yunani 'Tomia' mengurangi kejang dan memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol anggota badan yang terkena dan sendi.
• Toksin botulinum tipe A (Botox) suntikan ke dalam otot yang baik kejang atau kontraktur, Tujuannya adalah untuk meringankan kecacatan dan nyeri otot yang dihasilkan oleh kontraktor tidak tepat. Sebuah studi baru menemukan bahwa pendinginan tubuh dan darah tinggi berisiko penuh panjang bayi segera setelah lahir secara signifikan dapat mengurangi cacat atau kematian.
Cord Darah Terapi: Tidak ada diterbitkan uji coba terkontrol secara acak atau meta-analisis ini modalitas pengobatan pada cerebral palsy.
Pada bulan Maret 2008 seorang anak didiagnosa dengan cerebral palsy muncul di Today Show dengan keluarganya. Para orang tua mencatat bahwa dia tidak bisa berjalan sendiri dan tampak "menelan lidahnya". Dia akhirnya didiagnosa dengan cerebral palsy dan hanya bisa berjalan dengan bantuan walker untuk waktu yang singkat. Awal tahun bahwa ia berpartisipasi dalam percobaan klinis yang melibatkan kabel sendiri darah yang orang tuanya telah disimpan ketika ia lahir. Orang tuanya melaporkan bahwa dalam waktu 5 hari setelah prosedur itu ia berjalan sendiri dan berbicara, sesuatu yang kata ibunya dia tidak mampu sendiri dan ragu ia akan pernah dapat melakukannya sendiri. Mereka juga melaporkan bahwa para dokter juga mengatakan kepada mereka bahwa jika tingkat kemajuan terus terganggu sampai ia 7 dia akan diucapkan disembuhkan.
Konduktif pendidikan (CE) dikembangkan di Hungaria dari tahun 1945 didasarkan pada karya Peto AndrĂ¡s. Ini adalah sebuah sistem terpadu rehabilitasi untuk orang dengan gangguan neurologis termasuk cerebral palsy, penyakit Parkinson dan multiple sclerosis, antara kondisi lain. Hal ini berteori untuk meningkatkan mobilitas, harga diri, stamina dan kemandirian serta keterampilan hidup sehari-hari dan keterampilan sosial. Konduktor adalah profesional yang memberikan Masehi dalam kemitraan dengan orang tua dan anak-anak. Keterampilan yang dipelajari selama CE harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan dapat membantu untuk mengembangkan sesuai dengan usia keterampilan kognitif, sosial dan emosional. Ini tersedia di pusat-pusat khusus.
Biofeedback merupakan terapi alternatif di mana orang dengan CP belajar bagaimana mengontrol otot yang terkena mereka. Beberapa orang belajar cara untuk mengurangi ketegangan otot dengan teknik ini. Biofeedback tidak membantu semua orang dengan CP. Neuro-kognitif terapi. Sebuah pendekatan baru untuk mengobati cerebral palsy dari Snowdrop. Hal ini didasarkan pada dua prinsip terbukti. (1) Plastisitas Neural. Otak mampu mengubah struktur sendiri dan berfungsi untuk memenuhi tuntutan dari setiap lingkungan tertentu. Akibatnya jika anak diberikan dengan lingkungan neurologis yang tepat, ia akan memiliki kesempatan terbaik untuk membuat kemajuan. (2) Belajar dapat menyebabkan pembangunan. Pada awal 1900-an, ini sedang dibuktikan oleh seorang psikolog bernama Lev Vygotsky. Ia mengusulkan bahwa belajar anak-anak adalah kegiatan sosial, yang dicapai oleh interaksi dengan anggota lebih terampil masyarakat. Ada banyak penelitian, yang memberikan bukti untuk klaim ini. Namun demikian ada, belum ada studi terkontrol pada neuro-kognitif terapi.
Pola adalah bentuk kontroversial terapi alternatif bagi penderita CP. Metode ini dipromosikan oleh Institut untuk Pencapaian Potensi Manusia (IAHP), Philadelphia nirlaba, tetapi telah dikritik oleh American Academy of Pediatrics. Metode yang IAHP telah telah didukung oleh Linus Pauling, serta beberapa orang tua dari anak yang diobati dengan metode mereka.
Kesimpulan
Cerebral palsy adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan dalam pergerakannya dan dalam koordinasi motoriknya diakibatkan karena adanya kerusakan pada satu atau lebih area khusus di dalam otak yang menetap. Cerebral palsy bukanlah suatu penyakit, tetapi dengan pendidikan, terapi, dan modifikasi teknologi, seorang penyandang cerebral palsy dapat menjadi produktif dalam hidupnya. Penyebab terjadinya cerebral palsy dapat terjadi pada saat masih dalam kandungan, saat kelahiran dan setelah lahir sampai usianya 5 tahun. Cerebral palsy dapat diklasifikasikan berdasarkan banyaknya jumlah anggota gerak yang mengalami gangguan gerak dan ditinjau dari letak kelainan di otak dan gangguan fungsi gerak motoriknya. Cerebal palsy mengalami karakteristik dan hambatan dalam kehidupannya, seperti aspek motorik, sensoris, kecerdasan, persepsi, kognisi, dan simbolisasi serta psikologis (emosi-sosial). Oleh karena itulah, anak yang menyandang cerebral palsy memerlukan penanganan yang menyeluruh, baik secara fisik maupun secara psikis, yang didukung penuh oleh keluarga dan lingkungannya agar dapat mengoptimalkan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Esherick, Joan. 2009. Mendobrak Hambatan Pemuda dengan Keterbatasan Fisik. Sleman : Intan Sejati Klaten.
http://www.news-medical.net/health/Cerebral-Palsy-Symptoms-%28Indonesian%29.aspx
http://widiantopanca.blogdetik.com/info-penyakit/cerebral-palsy-cp/
http://www.tkplb.org/index.php?option=com_content&view=article&id=141:cerebral-palsy-cp&catid=35:news-tkplb

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Saat Ospek Mahasiswa 2011